Tanam Padi Sistem Gogo Rancah di BSIP Lingkungan Pertanian
El Nino menyebabkan kemarau berkepanjangan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menjadi masalah bagi petani karena menyebabkan lahan bera lebih lama dan tanam MT I mundur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bulan Oktober ini di Pati mulai hujan walau intensitasnya rendah, namun bagi petani lahan tadah hujan ini sudah merupakan berkah yang luar biasa. Para petani mulai mengolah tanah menggunakan traktor untuk membalik dan menggemburkan tanah, dilanjutkan tanam secara gogo rancah atau sering juga disebut sebagai tanam benih langsung (tabela).
Tanam gogo rancah ini yang membedakan hanya cara tanam benihnya saja. Secara konvensional, tanah dilubangi dengan kedalaman 2 - 3 cm kemudian ditaruh benih padi 2 - 10 butir selanjutnya lubang ditutup kembali menggunakan tanah atau kompos kering. Sedangkan semi konvensional untuk sekarang ini petani menggunakan seeder untuk tanam gogo rancah. Dengan menggunakan seeder akan menghemat waktu, tenaga dan biaya. Dengan demikian dapat dikatakan menggunakan seeder akan lebih menguntungkan bagi petani. Setelah benih mulai tumbuh, perawatan selanjutnya sama dengan budidaya padi pada umumnya.